Sarana Prasarana, Tenaga Medis Dan Kesehatan Penting. Namun Disiplin Menerapkan Protokol Kesehatan Lebih Penting !
Kota Sorong (16/9) PS: Sekretaris Daerah Kota Sorong Dra Welly Tigtigweria didampingi Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Sorong Ir Ruddy Rudolf Laku memimpin rapat bersama instansi terkait dalam pembahasan mengenai peningkatan penyebaran Covid-19 di Kota Sorong. Rapat yang berlangsung di Aula Gedung Samu Siret Kompleks Kantor Wali Kota Sorong tersebut juga membahas sarana prasarana penanganan pasien Covid-19.
Sekda dalam penyampaiannya mengatakan peningkatan penyebaran virus Corona di Kota Sorong merupakan hasil dari ketidakdisiplinan kita masyarakat yang ada di wilayah Kota Sorong. "Sehingga kita semua harus lebih lagi berpikir hal-hal teknis dalam menekan penyebaran Covid-19 di Kota Sorong. Disiplin dalam penerapan protokol kesehatan merupakan kunci kita menekan dan menghentikan penyebaran Covid-19 ini", jelas Sekda.
Kadis Kesehatan Kota Sorong Hermanus Kalasuat dalam rapat tersebut menjelaskan jika transmisi lokal sudah terjadi saat ini dan embuat kita kewalahan "Peningkatan kasus sudah cukup signifikan dan peningkatan tertinggi ada di bulan September, itu setelah era new normal atau kebiasaan baru. Penerapan protokol kesehatan di Kota Sorong mulai kendor, ada yang mengerti tapi masih ada juga yang belum mengerti. Sehingga setuju jika penerapan protokol kesehatan di perketat", ujar Kadis.
Sedangkan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Papua Barat menjelaskan jika Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Kampung Baru kapasitasnya sudah hampir full, padahal baru ada di pertengahan bulan September. Rumah Sakit bisa berdiri dan berjalan jika ada SDM nya. Dokter itu siap tetapi masih terikat dengan kedinasan. Jadi perlu ada koordinasi antar Direktur Rumah Sakit bersama Pemerintah Daerah terkait keterlibatan dokter.
IDI Papua Barat juga meminta agar tenaga perawat harus diperhatikan, karena dokter tidak mungkin bekerja tanpa perawat. Perlindungan tenaga kesehatan itu juga harus diperhatikan. Karena sudah ada beberapa tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19. Covid-19 tidak bisa di ajak kompromi tapi bagaimana dari kita mengatasi penyebaran Covid-19. Itu kembali lagi protokol kesehatan harus di perketat, termasuk titik-titik keramaian di Kota Sorong juga harus di minimalisir.
Ketersediaan sarana prasarana penanganan Covid-19 itu harus ditingkatkan. Harus diperhatikan juga bahwa penerapan aturan, juga harus dibarengi dengan pengawasan. Jika peraturan diterapkan tetapi pengawasan kurang ataupun tidak ada, maka sama saja tidak bermanfaat.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Sorong dalam rapat tersebut menyampaikan jika tenaga kesehatan ataupun perawat kurang. Oleh sebab itu SDM untuk tenaga kesehatan atau perawat mungkin dapat didatangkan dari luar, karena tenaga perawat di Kota Sorong sudah kewalahan. RSUD Selebesolu dulu tenaga kesehatan ataupun perawat 2 shift, 1 shift kerja yang 1 shift lain istirahat.
Tapi sekarang karena sudah 16 perawat yang terpapar Covid-19, maka saat ini hanya 1 shift saja. Untuk perekrutan tenaga perawat non organik dari luar, itu sebaiknya memperhatikan kriteria dan harus ada kriteria-kriteria tertentu. Agar tidak menyebabkan masalah kedepan.
Direktur Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Kampung Baru Letkol Ckm Adrianus Y.T. Ayomi SE menerangkan bahwa Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Kampung Baru bisa menampung 150 pasien. Namun kapasitas saat ini kami baru mau mencapai 50 tempat dan sudah terisi 26 pasien. Fasilitas disana sudah ada ruang perawatan, ruang isolasi, ICU dan kamar operasi berupa portabel. Namun untuk target penambahan kapasitas tempat, akan lakukan bertahap.
Sampai saat ini kami sudah berhasil melakukan operasi Cesar kepada tiga orang ibu yang melahirkan bayi. Dimana ketiga ibu ini merupakan pasien yang positif Covid-19. Operasi ini dilakukan karena rumah sakit yang lain tidak mampu menangani, tentunya dengan memakai Alat Pelindung Diri (APD) sesuai standar prosedur Covid-19 dan sampai saat ini bayi mereka sehat.
Kendala yang dihadapi adalah kekurangan tenaga, sehingga memerlukan tambahan tenaga baik dokter maupun tenaga kesehatan ataupun perawat. Karena sesuai dengan permintaan Wali Kota Sorong bahwa Rumah Sakit Rujukan Covid-19 ini harus segera di operasionalkan atau difungsikan. Hal ini dikarenakan rumah sakit serta tempat karantina disini semuanya sudah penuh. Jadi Rumah Sakit Rujukan ini yang akan dimaksimalkan.
Saat ini tenaga kesehatan yang ada di Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Kampung Baru tersebut hanya perbantuan satu tim dari RSAL Dr Oetojo Koarmada III dan satu tim dari RS Aryoko Korem 181/PVT, tapi itu belum cukup. Karena kalau satu tim selesai bertugas, mereka akan di Rapid Test kemudian karantina dan SWAB kemudian karantina. Jadi tenaga kesehatan masih sangat minim sekali.
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Sorong Ir Ruddy Rudolf Laku meneruskan penyampaian Wali Kota Sorong Drs Ec Lambertus Jitmau MM meminta agar Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Kampung Baru untuk segera di operasionalkan. "Wali Kota meminta RS Rujukan Covid-19 Kampung Baru harus di operasionalkan. Akan tetapi dalam rapat tersebut sarana prasarana dan sumber daya manusia harus dapat ditingkatkan. Namun saat ini kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan, masih terus diharapkan kepada semua masyarakat Kota Sorong", kata Ruddy Laku. /Jacob