Pedam, 23 Januari 2018- PW: Setelah
kasus KLB (Kejadian Luar
Biasa) Campak dan Gizi Buruk di Kabupaten Asmat mendapat sorotan publik di media massa dan media
sosial, tiba-tiba
muncul berita meninggalnya 27 anak-anak di kampung Pedam distrik Okkab Kabupaten Pegunungan Bintang akibat campak
dan gizi buruk. Untuk
mengkonfirmasi berita tersebut dan melaksanakan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat Pedam serta mencegah perluasan KLB, maka Mabes TNI membentuk Tim
Aju Satgaskes Oksibil berkekuatan 8
personel untuk
berangkat dari Asmat ke Pedam. Sebanyak 8 personel dipimpin Dantim Aju Satgaskes Kol Kes dr Iwan Trihapsoro, SpKK, SpKP (Kabidum Puskes TNI), didampingi Kapendam
XVII/Cenderawasi Kolonel Inf Muhammad
Aidi berangkat dengan heli Mi-17 dari Lanud Jayapura Sentani ke Pedam
dengan waktu timeouh 1 jam 20 menit. Di
Lokasi tim dijemput oleh Wakil Bupati, Kapolres, Dandim, Denkes, Dinkes Kab, RSUD,
Ketua-ketua adat dan masyarakat yang ingin berobat.
Pertemuan dan pelayanan kesehatan dilaksanakan di gedung
sekolah SD Pedam. Hasil
pertemuan rapat yang disampaikan Dinkes Kabupaten Pegunungan Bintang Bapak Iryanto Pawida adalah 23
pasien anak dan 4 dewasa yang
diberitakan di medsos meninggal
karena kasus : ispa, diare dehidrasi berat , gizi kurang (dari jan-des 2017). “Kemarin 1 anak lelaki umur 3 thn meninggal
karena dehidrasi berat disebabkan diare dan gizi
kurang, asal dari Pedam an Arkison Keduma. Tidak
ada yang meninggal karena campak atau gizi
buruk. Kasus campak thn 2017 sd
saat ini: nihil dan Kasus
gizi kurang kira-kira
berjumlah dibawah 500 anak. Perlu
cool chime sehingga bisa
vaksin mandiri, Perlu
Solar cell utk listrik, PMT
untuk 30 Puskesmas dan
4 Pustu di 34 distrik, Radio
SSB untuk sarana
komunikasi dan memerlukan
pustu di setiap kampung”, jelas Iryanto.
Rencana tindak lanjut Dinkes adalah Pemberian vit A dan obat cacing (sudah dilayani 68 org), Penyuluhan promosi
kesehatan, Pemberian
makanan tambahan (sudah
dilayani 68 org), Penyusuran
oleh tim ke 5 dusun di
Pedam untuk mencari penyakit dan verifikasi kuburan 27 korban meninggal. Puskesmas terdekat hanya ada di distrik Obab, 1 hari perjalanan
jalan kaki dari Pedam. Fasilitas puskesmas sangat minim,
hanya bangunan dari bahan papan tidak ada alat kesehatan, tempat tidur untuk
perawatan bahkan tidak ada kursi/meja hanya ada bangku-bangku bikin sendiri. Dipimpin 1 orang kepala puskesmas a.n. Alfons Kaduman (perawat) sudah 6 tahun mengabdi, dibantu 13 orang kader kesehatan atau
honororer. Obat-obatan sangat
minim yang di droping
dari kabupaten dan
hanya cukup untuk 1 bulan,
sedangkan harus melayani 9908 penduduk (distrik obab dengan 12 kampung). Dinkes meminta sarana dan prasarana puskesmas, Penambahan SDM ( dokter, perawat, gizi,
farmasi), Pendanaan, Strategi capaian program dan Fokus otsus ibu anak.
Tetua lapangan (perawat
kabid P2 PLP) Bapak Hubertus
menjelaskan bahwa tidak
ada rumah sehat dikampung Pedam sehingga banyak kasus ISPA. Bapak Alfons Keduman Kepala Puslesmas Okbab juga mengatakan Petugas harus sehat dulu baru bisa
melayani. Mohon 15
kader kesehatan
diangkat jadi PNS/ASN
atau honor di naikkan. Karena
saat ini Honor Rp 1.200.000/3 bln, jadi 1 bulan hanya Rp. 400.000 dan Gaji Kepala Puskesmas (Golongan 3A) hanya 3 jt/
bln. Kami tidak punya
Sarana puskesmas, tidak ada rumah
dinas. Di Puskesmas Vaksinasi tidak cukup, tidak punya cool box (Tim Kes TNI akan memberikan cool box yg dibawa), 12
kampung belum pernah imunisasi,
Puskesmas tidak
ada air dan Listrik
menggunakan tenaga surya. Babinsa Sertu Leo
Kantum juga mengatakan
bahwa masyarakat butuh pustu karena letak Rumah berjauhan. Masyarakat mau direlokasi ke tempat terpusat bersama. Masyarakat juga butuh bantuan makanan, beras, susu, lauk pauk dan Cara pengolahan bahan
makanan perlu diajari.
Dr Banu dari RSUD Oksibil menjelaskan bahwa ia adalah
Suami dari Dr. Lina. “Kami Suami Istri bersama Tim
berangkat dari Oksibil ke Okbab dengan pesawat Pilatus AMA, dilanjutkan jalan kaki selama 12 jam
dikawal oleh anggota Koramil, berdasarkan informasi maka Persiapan campak tapi
tidak ada kasus Campak. Cakupan pelayanan didapatkan ispa, diare, cacing, omsk dan skabies. Kebutuhan RSUD adalah distribusi ke
lapangan dan Di RSUD, ada Dokter umum 9, spes anak, obgyn, penyakit
dalam dan anestesi. Kapasitas RSUD hanya ada tempat tidur 10 orang dewasa dan 10 anak. Perlu promosi kesehatan tentang kebersihan serta alat peraga, karena warga minim
yang bisa baca tulis. Lettu Ckm Irjayapur (Perawat Denkesyah
170402 waena) menjelaskan
bahwa tidak menemukan campak dan gizi buruk. Kasus yang ada : ispa, diare dgn deahidrasi dan penyakit kulit. Kebutuhan yang diperlukan adalah obat sakit
kulit, antibiotik umum, pmt, susu, beras dan lauk pauk. Kebutuhan dokter
umum sudah dicukupi dari RSUD, Tenaga medis dari Oksibil : 2 org suami istri, dr Banu n dr Lina, 3
perawat dan 2 ahli gizi.
Wakil Bupati Pegunungan Bintang Bapak Deckh Deal Sip menjelaskan sudah bertindak, namun dengan keterbatasan. “Pemda berterima kasih atas bantuan
TNI yang telah bertindak mendorong Pemda dan mendukung Alutaista alat angkut
pesawat Heli, kami belum mendapatkan perhatian dari fihak manapun tapi Kodam
XVII/Cenderawasi didukung TNI dari pusat langsung bertindak. Kami Siap menyediakan lahan untuk
relokasi rakyat ke pusat2 pelayanan Sosial, sarana kesehatan, pendidikan,
pasar, sarana ibadah, sarana dan sarana transportasi secara terpusat. Kesulitan
pemerintah memberikan pelayanan kepada masyarakat saat ini karena mereka hidup
terpencar-pencar dengan jarak yang sangat jauh harus ditempuh berjam-jam bahkan
berhari-hari antara satu tempat dengan tempat lainnya.
Kendala yang
dihadapi adalah medan
yang cukup sulit. Antar dusun harus jalan kaki yang ditempuh berhari hari, Ada air strip yang hanya bisa didarati heli
dan pesawat kecil seperti pilatus, Cuaca sering berawan, suhu dingin dapat mencapai 10-24 C, Sarana transportasi hanya melalui udara (denga heli Mi 17); waktu tempuh dari Sentani ke Pedam
1.20’, Oksibil- Pedam 25’. Dengan jalan kaki Oksibil -Pedam 3 hari. Pelayanan pengobatan tim Satgas melalui Vaksinasi, yaitu: Campak : 99, DPT : 3, TT : 37, Polio : 3, DT : 15, BCG : 1 (Ket : sisa vaksin diserahterimakan kepada
personel puskesmas). Pelayanan Kesehatan (Yankes) satgas: Penyakit kulit 137, ISPA 39, Diare 17, Gizi buruk 0, Gizi kurang 4, Campak 0. Dari hasil pemeriksaan tersebut diperoleh 10
besar penyakit, yaitu: ISPA, DIARE,
OMA, SCABIES, DYSPEPSIA, ASCARIASIS, DERMATITIS, LBP, Osteoarthritis
dan CEPHALGIA.
Sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa Tidak terjadi KLB Campak atau Gizi Buruk di
kampung Pedam distrik Okkab Kabupaten
Pegunungan Bintang.
Kondisi anak-anak
umumnya kurang gizi,
Letak rumah berjauhan, kondisi
rumah yang tidak sehat,
kurangnya makanan bergizi , faktor kebersihan diri sehingga menimbulkan banyak penyakit serta Fasilitas kesehatan
minim dan jauh sehingga sulit
mengakses pelayanan. Oleh
sebab itu tim menarik kesimpulan bahwa Tidak diperlukan satgaskes
seperti di Asmat. Hanya
diperlukan droping bahan makanan terutama beras, susu, pmt, baju layak
pakai, selimut, obat-obatan
dan vaksin. Perlu solar cell untuk
kelistrikan dan radio SSB untuk
komunikasi, Perlu
relokasi penduduk yang
dekat dengan fasilitas
kesehatan (pustu) dan sekolah. Penduduk siap untuk direlokasi
dan Pemda menyetujui untuk
menyediakan lahan.
Daerah ini cocok untuk
menjadi daerah program TMMD.