Air bersih di kampung Kaliam |
Namun dalam sebulan terakhir,
kampung Kaliam ini menjadi pusat perhatian dan mulai diperbincangkan orang. Hal
ini dikarenakan kampung Kaliam ini menjadi salah satu lokasi yang menjadi
tempat pelaksanaan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 99. Program
TMMD yang menjadi program rutin dari Mabes TNI yang dilaksanakan setiap tahun
ini, untuk mendukung program pemerintah pusat dalam bidang pembangunan di
daerah-daerah pinggiran atau pedesaan dan sulit dijangkau. Sehingga dipilihnya
kampung Kaliam sebagai tempat pelaksanaan TMMD, dinilai sangatlah tepat. Dan
pelaksanaan TMMD di kampung Kaliam ini, tidak terlepas dari kerjasama atau
koordinasi yang dibangun antara Kodim 1704/Sorong bersama pemerintah daerah
Kabupaten Raja Ampat.
Pada pelaksanaan TMMD ke 99 yang
berpusat di kampung Kaliam ini, satgas TMMD yang dipimpin Dansatgas TMMD Letkol Inf Daniel Edger Syaloom Lalawi dan
merupakan Komandan Kodim 1704/Sorong ini, mulai memasuki kampung Kaliam sejak
bulan Juni dalam rangka masa pra TMMD. Sebelum melaksanakan program TMMD
biasanya dimulai dengan beberapa tahap, mulai dari tahap menentukan program,
koordinasi dengan pemerintah daerah tujuan pelaksanaan program TMMD, kemudian
membuat rencana awal untuk menentukan sasaran, kemudian melakukan
pengecekan/survey lokasi sasaran, setelah itu mematangkan program antara pemda
dan TNI, sesudah itu masuk dalam dalam penyampaian laporan (pemaparan) seluruh
program yang akan dilaksanakan.
Dalam mengerjakan seluruh sasaran
program TMMD yang harus dikerjakan dalam 30 hari (sebulan), biasanya diadakan
terlebih dahulu Pra TMMD. Dimana pada masa pra TMMD ini dilaksanakan sebelum
pembukaan kegiatan TMMD, dengan tujuan agar pada masa pra TMMD anggota satgas
sudah mulai mempersiapkan segala keperluan baik material dan kebutuhan-kebutuhan
lainnya (sarana dan prasarana). Selain itu, dalam masa pra TMMD biasanya satgas
TMMD sudah mulai mengerjakan sasaran program utama yang dinilai berat. Sehingga
pada waktu pelaksaan TMMD, semua sasaran yang direncanakan akan dapat
diselesaikan. Karena jikalau semua program yang direncanakan tanpa melalui pra
TMMD, kemungkinan besar ada program atau sasaran yang tidak dapat diselesaikan.
Program TMMD di kampung Kaliam ini
mempunyai sasaran fisik 6 rumah layak huni dengan type 36. Walaupun sebenarnya
dalam program akan dibangun 12 unit rumah, namun 6 rumah lainnya dibangun di
kampung Pam Distrik Waigeo Barat Kepulauan . Dan selain sasaran fisik pembangunan
rumah, di kampung Kaliam ini juga akan dilaksanakan sasaran program non fisik
melalui beberapa penyuluhan, antara lain: penyuluhan bela Negara, kamtibmas,
kesehatan, kehutanan, perikanan dan kelautan serta diadakan pemutaran film
perjuangan dan pembangunan kepada masyarakat. Dari sasaran fisik dan non fisik
tersebut, ada juga program tambahan berupa pembangunan pos kamling, perbaikan
tambatan perahu, pembangunan 4 unit MCK dan pengadaan/perbaikan saluran air
bersih.
Dimana dalam keterangan kepala
kampung Kaliam Gasper Fiatali saat
pengecekan lokasi beberapa waktu lalu, mengeluhkan kurangnya pasokan air bersih
untuk masyarakat. Menurut Pak Desa (panggilannya), air bersih biasanya tidak
mengalir saat kemarau dan diwaktu normal air biasanya keruh (kecoklatan).
Sehingga masyarakat kesulitan jika ada pada kondisi tersebut. “kalau air sudah
seperti ini, biasanya kami menggunakan perahu untuk mengambil air dari
kampung-kampung sekitar. Kalau ambil air di kampung sebelah, membutuhkan waktu
lebih dari 1 jam. Karena perahu kecil dan jarak kampung sekitar yang jauh,
ditambah lagi biaya operasional yang dikeluarkan besar”, ujar Pak Desa. oleh
sebab itu kami meminta agar pengadaan/perbaikan saluran air bersih, dimasukkan
dalam program TMMD ini.
Beberapa waktu lalu satgas TMMD
melakukan perbaikan saluran air bersih. Setelah melakukan pembersihan dan
perbaikan beberapa pipa air yang rusak, akhirnya satgas TMMD dibantu masyarakat
kampung Kaliam kembali menikmati air bersih. Walaupun dalam melakukan
pembersihan dan perbaikan, satgas TMMD bersama masyarakat harus menghadapi
medan yang cukup sulit. Karena air bersih ini dialirkan dari atas bukit yang
letaknya sekitar 600 meter dari kampung kaliam. Sehingga satgas TMMD dan
masyarakat menaiki bukit sambil memeriksa setiap pipa saluran air yang ada.
Setelah itu dilakukan perbaikan-perbaikan. Perwira pengawas (Pawas) TMMD Kapten Inf Salim yang juga Danramil
Samate menjelaskan bagaimana perjuangan yang dilakukan satgas TMMD bersama
masyarakat, sehingga air bersih dapat dinikmati.
“Pengadaan/perbaikan air bersih
adalah salah satu dari sasaran tambahan dalam program TMMD, dan air bersih ini
merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat kampung Kaliam ini. Karena
sekian waktu lamanya mereka sulit mendapatkan air bersih. Oleh sebab itu satgas
TMMD bersama masyarakat melakukan pembersihan setiap jalur yang dilalui pipa
air bersih tersebut”, tutur Kapten Inf Salim. Menurutnya satgas TMMD dan
masyarakat mulai melakukan pembersihan dari bawah terus dengan perlahan menaiki
bukit, mengikuti pipa air. “kami mengikuti pipa dan kami temukan banyak
kerusakan yang kemudian diperbaiki. Setelah sampai diatas bukit, kami juga
membersihkan kotoran-kotoran yang menghambat jalannya air serta memperbaiki
lokasi penampungan dan area sekitar penampungan yang ada di atas bukit tersebut.
sehingga air dapat mengalir dengan lancar”, kata Pawas TMMD ini.
Yesaskar Tepinbo tokoh adat kampung kaliam mengaku sangat senang dengan adanya air
bersih saat ini. “Saya sangat berterimakasih kepada Pak Dandim 1704/Sorong juga
Pemda Kabupaten Raja Ampat melalui Bapak
Bupati Abdul Faris Umlati, karena melalui TMMD ini kami mendapat bantuan
rumah dan kembali dapat menikmati air bersih. Karena kurang lebih dalam setahun
ini, kami sulit mendapatkan air bersih. Kami mendapatkan air bersih jika hujan
turun, sehingga masyarakat dapat menampung air. Tapi kalau musim panas kami
masyarakat sangat sulit sekali”, terang Yesaskar Tepinbo. “Kalau cari air di
kampung sebelah, membutuhkan biaya besar. Sedangkan kehidupan ekonomi kami,
masyarakat di kampung ini terbatas. Dengan air bersih ini mengalir kembali,
kami masyarakat kampung ini seperti menemukan kembali berlian yang lama hilang”,
ujar tokoh adat ini dengan kata kiasan dan raut wajah gembira.
*Jacob Sumampouw